Jumat, 26 Mei 2017

🌵 p e r t e n g k a r a n 🌵

Hampir tak ada lagi kabar
suasana yang kian mencekam
kebencian yang tak lagi mampu teredam
Aku lelah
Lelah memaki ataupun dimaki
Tak ada kesempatan untuk bernafas
Tekanan yang bertubi tubi
Kemunduran demi kemunduran
Semua saling menghancurkan
Dan hanya ini yang bisa kulakukan
terdiam, membisu, dan membatu


260517
_Khoirunnisa_

seperti merpati ❤



aku seorang berjiwa bebas
namun ragaku tak mampu bebas
terkurung dalam peradaban
dibalik jeruji besi keemasan
aku berulang kali iri
iri pada seekor merpati
berjiwa bebas tapi selalu kembali
tak lupa pada tugasnya ataupun sangkarnya
sedangkan sang pemilik pun percaya
dengan melatih melepasnya
berulang kali tanpa henti
dan ia selalu kembali
lalu, bolehkah aku berharap menjadi merpati?
ia pergi dan selalu kembali


260517
.khoirunnisa.

lelah

sebenarnya, banyak hal yang akhir akhir ini kupikirkan, tapi entah, sulit untuk mendeskripsikannya, meskipun melalui kata kata. aku tak pandai berbicara, menyampaikan suatu maksud yang kuinginkan. aku mencoba memahami, tapi naas, aku pun menyerah pada diriku sendiri.aku lelah, aku hanya ingin berhenti di titik menyesakkan ini. semuanya serasa tak adil. lalu, kapan aku bisa menentukan jalanku sendiri? sedangkan kapanpun aku diminta untuk selalu mengerti.maaf, mungkin aku menuntut terlalu banyak, maaf aku hanya menjadi beban.maaf, aku hanya menyusahkan. yang aku pahami saat ini, aku masih memiliki cita cita meskipun kesempatan kesempatan itu punah di depan mataku sendiri.

Jumat, 05 Mei 2017

Diary setahun lalu

05 Mei 2016

Mengenalmu dari nol, 😊
Aku pernah berceloteh pada Tuhan, tentang kekagumanku terhadap sosokmu, aku hanya berharap, rasa kagum ini akan berhenti dengan sendirinya seiring berjalannya waktu ketika Tuhan tak mengizinkan. Entah mengapa, ada saat saat dimana kita tanpa sengaja bertegur sapa, meskipun aku tahu kau tak penah tahu siapa aku sebenarnya. Lalu, aku bisa mengenalmu sebatas itu. Ada rasa senang yang benar-benar tak bisa kututupi. I'm very happy ☺
Dan mengenalmu pun berlanjut, hingga gurauan kita terkadang terasa berbeda, kita tertawa dengan cara kita. Aku suka ketika kau mulai bertanya tentangku, ketika kau mendengarkan keluh kesahku, ketika kau tahu semua kebusukanku 😊
Tuhan, bila Engkau mengizinkan rasa ini tetap ada, biarkan aku masih mengenalnya. Namun, bila Engkau tak mengizinkan lagi, biarkan aku melupakannya perlahan. Aku mengenalnya melalui skenarioMu yang tak pernah kutahu sebelumnya. Terima kasih Tuhan telah memberiku sepintas ruang untuk mengenalnya, meskipun aku tahu semuanya tak akan pernah nyata.

RK


Entah kenapa, aku ingin bercerita tentang satu sisi kehidupanku di tahun lalu, tepat di tanggal dan bulan yang sama. Mungkin, aku jatuh cinta. Dan mungkin sebenarnya pun begitu. Dari sebatas--benar benar hanya rasa kagum--sampai aku--entah darimana--berhasil mengenalnya. Aku kagum dengan orang itu, orang yang jauh di atasku mungkin. Dengan tanpa sengaja selalu bertemu. Ah, bagaimana kabarnya hari ini ya? Apakah dia baik baik saja? Dua sisi bisa kutemukan ketika mengenalnya, sisi serius, bijaksana, kelewat ramah, humoris, hingga bisa kusebut gila saat berbincang dengannya. Pribadinya tak bisa ku sebut sempurna, tapi ia sempurna dalam pandanganku. Entahlah, terlalu mengaguminya mungkin. Dan adakah kesempatan lagi untuk hanya sekadar berbincang lagi dengannya? Ah, entahlah. Aku lelah jika hanya membahasnya, karena ia tak akan pernah nyata. Kemungkinan terbesar bahwa ia telah lupa. Oh ayolah! Berhenti membahasnya, itu hanya akan memperburuk otakku dalam berfikir. Baiklah, cerita kali inicukup di sini. Saatnya berhenti berimajinasi tentangnya. 😉

Jombang, 05 Mei 2017
__khoirunnisa__

Sayang di buang


*RINDU*

Ada rindu yang menguar dan puluhan rasa yang tertahan
Tak ada lagi suara meriam yang memenuhi memoar
Hanya debam jendela yang menggerogoti kenangan lama
Kau, aku, dan sepucuk surat itu
Bertumpuk, berdebu, lalu menjadi abu
Lalu, apa makna goresan tinta itu,
Jika pada akhirnya tak akan ada lagi celah untuk merindu?

Jombang, 090417
__khoirunnisa__

🍁M E R I N D U🍁

🍁M E R I N D U🍁


Jadi benarkah aku?
Tak bisa mendekapmu seiring semilir angin bertemu
Baik di sela senja penutup pantai biru
Ataupun di balik salju yang mencekat nafasku
Dan pada akhirnya di ujung penantian keyakinanku
Dalam dekat nafas hangatmu
Serta detak jantung yang kian menderu
Lalu, apalagi ini?
Memoar secuil kertas yang tak lagi satu
Dan puluhan anak tangga yang mulai menua
Ah, kukira kita akan merayakan ini
Di antara lilin yang berjubel dalam imajinasiku
Sebuket bunga, atau kata romansa
Dan ironis,
Jarak terbentang di muka
Dan kaupun menghilang tanpa suara
Mungkin jatuh di pangkuan Cleopatra
Atau terjebak dalam lubang singa
Entahlah, aku tak bisa meyakini semua
Karena lambat laun kurasa kau tak nyata
Semu, beracun, dan juga mempesona
Dan itu cukup meyakinkanku
Bahwa aku merindu satu hal semu,
Dirimu.



Jombang, 05 Mei 2017
__khoirunnisa__

Hi!

 hai!  Lama sekali aku tak mengunjungi blog milikku sendiri. Aku hampir lupa kalau aku punya akun ini. Waktu sudah lama berlalu, aku sekaran...