Jumat, 26 Mei 2017

🌡 p e r t e n g k a r a n 🌡

Hampir tak ada lagi kabar
suasana yang kian mencekam
kebencian yang tak lagi mampu teredam
Aku lelah
Lelah memaki ataupun dimaki
Tak ada kesempatan untuk bernafas
Tekanan yang bertubi tubi
Kemunduran demi kemunduran
Semua saling menghancurkan
Dan hanya ini yang bisa kulakukan
terdiam, membisu, dan membatu


260517
_Khoirunnisa_

seperti merpati ❤



aku seorang berjiwa bebas
namun ragaku tak mampu bebas
terkurung dalam peradaban
dibalik jeruji besi keemasan
aku berulang kali iri
iri pada seekor merpati
berjiwa bebas tapi selalu kembali
tak lupa pada tugasnya ataupun sangkarnya
sedangkan sang pemilik pun percaya
dengan melatih melepasnya
berulang kali tanpa henti
dan ia selalu kembali
lalu, bolehkah aku berharap menjadi merpati?
ia pergi dan selalu kembali


260517
.khoirunnisa.

lelah

sebenarnya, banyak hal yang akhir akhir ini kupikirkan, tapi entah, sulit untuk mendeskripsikannya, meskipun melalui kata kata. aku tak pandai berbicara, menyampaikan suatu maksud yang kuinginkan. aku mencoba memahami, tapi naas, aku pun menyerah pada diriku sendiri.aku lelah, aku hanya ingin berhenti di titik menyesakkan ini. semuanya serasa tak adil. lalu, kapan aku bisa menentukan jalanku sendiri? sedangkan kapanpun aku diminta untuk selalu mengerti.maaf, mungkin aku menuntut terlalu banyak, maaf aku hanya menjadi beban.maaf, aku hanya menyusahkan. yang aku pahami saat ini, aku masih memiliki cita cita meskipun kesempatan kesempatan itu punah di depan mataku sendiri.

Jumat, 05 Mei 2017

Diary setahun lalu

05 Mei 2016

Mengenalmu dari nol, 😊
Aku pernah berceloteh pada Tuhan, tentang kekagumanku terhadap sosokmu, aku hanya berharap, rasa kagum ini akan berhenti dengan sendirinya seiring berjalannya waktu ketika Tuhan tak mengizinkan. Entah mengapa, ada saat saat dimana kita tanpa sengaja bertegur sapa, meskipun aku tahu kau tak penah tahu siapa aku sebenarnya. Lalu, aku bisa mengenalmu sebatas itu. Ada rasa senang yang benar-benar tak bisa kututupi. I'm very happy ☺
Dan mengenalmu pun berlanjut, hingga gurauan kita terkadang terasa berbeda, kita tertawa dengan cara kita. Aku suka ketika kau mulai bertanya tentangku, ketika kau mendengarkan keluh kesahku, ketika kau tahu semua kebusukanku 😊
Tuhan, bila Engkau mengizinkan rasa ini tetap ada, biarkan aku masih mengenalnya. Namun, bila Engkau tak mengizinkan lagi, biarkan aku melupakannya perlahan. Aku mengenalnya melalui skenarioMu yang tak pernah kutahu sebelumnya. Terima kasih Tuhan telah memberiku sepintas ruang untuk mengenalnya, meskipun aku tahu semuanya tak akan pernah nyata.

RK


Entah kenapa, aku ingin bercerita tentang satu sisi kehidupanku di tahun lalu, tepat di tanggal dan bulan yang sama. Mungkin, aku jatuh cinta. Dan mungkin sebenarnya pun begitu. Dari sebatas--benar benar hanya rasa kagum--sampai aku--entah darimana--berhasil mengenalnya. Aku kagum dengan orang itu, orang yang jauh di atasku mungkin. Dengan tanpa sengaja selalu bertemu. Ah, bagaimana kabarnya hari ini ya? Apakah dia baik baik saja? Dua sisi bisa kutemukan ketika mengenalnya, sisi serius, bijaksana, kelewat ramah, humoris, hingga bisa kusebut gila saat berbincang dengannya. Pribadinya tak bisa ku sebut sempurna, tapi ia sempurna dalam pandanganku. Entahlah, terlalu mengaguminya mungkin. Dan adakah kesempatan lagi untuk hanya sekadar berbincang lagi dengannya? Ah, entahlah. Aku lelah jika hanya membahasnya, karena ia tak akan pernah nyata. Kemungkinan terbesar bahwa ia telah lupa. Oh ayolah! Berhenti membahasnya, itu hanya akan memperburuk otakku dalam berfikir. Baiklah, cerita kali inicukup di sini. Saatnya berhenti berimajinasi tentangnya. πŸ˜‰

Jombang, 05 Mei 2017
__khoirunnisa__

Sayang di buang


*RINDU*

Ada rindu yang menguar dan puluhan rasa yang tertahan
Tak ada lagi suara meriam yang memenuhi memoar
Hanya debam jendela yang menggerogoti kenangan lama
Kau, aku, dan sepucuk surat itu
Bertumpuk, berdebu, lalu menjadi abu
Lalu, apa makna goresan tinta itu,
Jika pada akhirnya tak akan ada lagi celah untuk merindu?

Jombang, 090417
__khoirunnisa__

🍁M E R I N D U🍁

🍁M E R I N D U🍁


Jadi benarkah aku?
Tak bisa mendekapmu seiring semilir angin bertemu
Baik di sela senja penutup pantai biru
Ataupun di balik salju yang mencekat nafasku
Dan pada akhirnya di ujung penantian keyakinanku
Dalam dekat nafas hangatmu
Serta detak jantung yang kian menderu
Lalu, apalagi ini?
Memoar secuil kertas yang tak lagi satu
Dan puluhan anak tangga yang mulai menua
Ah, kukira kita akan merayakan ini
Di antara lilin yang berjubel dalam imajinasiku
Sebuket bunga, atau kata romansa
Dan ironis,
Jarak terbentang di muka
Dan kaupun menghilang tanpa suara
Mungkin jatuh di pangkuan Cleopatra
Atau terjebak dalam lubang singa
Entahlah, aku tak bisa meyakini semua
Karena lambat laun kurasa kau tak nyata
Semu, beracun, dan juga mempesona
Dan itu cukup meyakinkanku
Bahwa aku merindu satu hal semu,
Dirimu.



Jombang, 05 Mei 2017
__khoirunnisa__

Sabtu, 29 April 2017

¤ P A L S U ¤

¤ P A L S U ¤


Lalu, bolehkah aku memikirkanmu?
sejenak saja, hanya sejenak,
Agar lukaku sedikit tertutup oleh gelak tawamu,
Aku tak perlu kau untuk memahamiku,
Lagipula aku tetap bisa memanjat mimpi mimpiku
Tanpa harus ada kau sebagai penyeimbangnya,
Ah, mungkin lain kali aku harus belajar membaca
Bahwa kau tak akan pernah menjadi cerita
Hanya sebatas pemeran figuran dalam sebuah dongeng tanpa nama,



Jombang, 29 April 2017
__Khoirunnisa__

Minggu, 23 April 2017

♡Robusta♡

♡Robusta♡


Lamat lamat aku melihat kenangan itu, dalam secangkir kopi hitam yang pernah kau sesap__ 'sedikit manis dan jangan pahit' sepintas katamu__

Dalam sekelumit kenangan itu, harusnya ku berikan robusta tanpa gula dalam cangkirmu detik itu__

Ya, detik itu, jika aku bisa mengulang semuanya__ kau bisa tahu seberapa pahit yang kurasa__

Ah, mungkin lebih pahit daripada secangkir robusta, dan kau lihat? Aku tak sebiadab itu untuk membalas goresan lukamu__

Oh, hanya segores__tak lebih__ itu artinya aku tak mati, hanya tetesan darah dan sedikit luka menganga, lalu perlahan pun semuanya akan sirna, tak ada luka, hanya bekas goresnya yang kan jadi bukti nyata__

Jadi, berbahagialah__Kenangan itu tak ada apa apanya untuk sejuta luka yang menganga__ Toh, itu hanya segores meskipun sedikit lama__ Dan terima kasih untuk seribu kenangan yang pernah tercipta walau masih sepahit robusta tanpa gula__


Jombang, 23 April 2017
__Khoirunnisa__

Minggu, 16 April 2017

Polemik candu di antara rindu



Polemik candu di antara rindu

Aku bukan kau
Dan jelas kau bukan aku
Kita satu tapi tak menyatu
Aku hanya angin lalu di satu sisi kehidupanmu

Aku rindu gurauan itu,
Dibalik senja biru
Dan di ufuk barat mentari membeku
Di sela sela langkah kaki yang melaju
Aku masih mendengar bisikan itu

Ah, mungkin kau lupa 
Atau mungkin karena aku tak bertanya?
Kau pamit dengan satu kata
Lalu pergi tanpa menyisakan suara

Perlahan,
Aku mengerti kecanggungan ini,
Dimana kau tak lagi bisa kumengerti
Dengan dunia yang kau kunci
Lalu membiarkan aku di luar jeruji besi

Ah, tak lega sebenarnya
Tak bertegur sapa dan bercanda tawa
Naasnya, tak ada lagi bahan tawa
Untuk sekadar menghirup secangkir kopi yang sama
Maupun berdansa di atas lantai yang sama
Semua itu kini terasa beratnya,
Saat kau tak ada lagi di tempat yang sama

Jombang, 17 April 2017
Khoirunnisa~

Destinasi Wisata Gratis Jombang




Hai travellers!
Ada yang lagi mampir ke Jombang nggak nih? Nggak lengkap kalo udah ke Jombang tapi belum menjelajahi setiap lekuknya.. ceilah, kayak apa aja^^ Ada banyak banget sih destinasi wisata di kota beriman ini, unch 😍 penasaran kan? Author juga penasaran, tapi sayangnya lagi bokek tingkat dewa nih😭 padahal lagi suntuk banget pengen jalan jalan kemana gitu, mumpung ada waktu yang cukup luang. Akhirnya, Jum'at (14/04/17) pagi pagi banget author memutuskan untuk jogging sekaligus travelling gratisan. Destinasi? Udah ada di otak dong.πŸ˜‚ So, dari daerah Peterongan, author udah ngluyur lewat rumah rumah warga dan juga beberapa kos kosan, modalnya JALAN KAKInekat tingkat tinggi, gatau jalan, dan juga mikirnya simple, ah kalo nyasar ada gps kalo nggak juga nanya2 warga, siapa tau dikasih anak cowoknya *eeh* (maafkeuun otak jomblo yang ngeluyur ini😁). Ane mikir gitu soalnya warga Jombang ramah ramah banget euy, jadi serasa ngluyur di kampung halaman sendiri, it's obvious, bikin pendatang kayak author ini betah banget ada di Jombang.


Dari perjalanan ini, author dapet banyak hal yang menarik. Pertama, author liat kecelakaan langsung di jalan raya, gatau sih penyebabnya, tapi yang ngemudiin mbak2, mungkin masih ngantuk kali yaa, untungnya sih si mbak nggak apa2. Duh, buat para readers, hati-hati ya kalo berkendara, apalagi di jalan rame😊.


Terus pas nyampe di daerah perkampungan warga-yang keliatannya itu daerah elite, author liat anak kucing di tengah jalan. warnanya item. Dan dia bener-bener di tengah jalan. Kayaknya sih kedinginan. Sumpah kasian banget, tapi gimana mau nolongin ya, author aja takut setengah mati sama kucing. Tapi bener-bener nggak tega. Si kucing kecil itu udah mau ketabrak sepeda 3 kali. Akhirnya di berani-beraniin deh ngusir kucing itu, berharapnya bakal minggir biar ga ketabrak, eih nggak gerak sama sekali. Tapi tatapan matanya itu bikin ga kuat. Duh, gua gimanain nih kucing? Cuma itu aja yang ada di pikiran author. Akhirnya author deketin tangan ke si kucing, taruh di depan mukanya sambil ngomong "pus, pus, meong, sini deh pus!" 
Yapp!! Kucingnya bangun terus ngikutin arah tangan. Minggir deh akhirnya. Lega banget. Bisa nerusin perjalanan dengan tenang dan khidmat nih..wkwkwkπŸ˜‚ Tapi, tunggu deh! Ada sesuatu yang ganjil deh kayaknya, apa ya? Nengok ah, ternyataaa.... Yeeekk! Si kucing lari lari ngejar author, ga ada jalan laen nih, LARIIIII...... Gillee, secantik apa sih gua ampe dikejar kejar kucing? WkwkwkπŸ˜‚ Dan akhirnya si kucing ga keliatan lagi. Cape mungkin si kucing ngejar gua.. wkwkwk

Next dah, sampe juga di jalan raya, keliatan juga noh Selamat Datang di Jombang persembahan dari bank Jatim *ngiklan* wkwkwkπŸ˜‚ Tadi author muncul di sebelah puskesmas Peterongan, masih sepi ey, maklum lah masih pagi bener πŸ˜€


eiihh.. tunggu tunggu!! Dari tadi jalan baru nyampe Puskesmas? Wtf!! Kayaknya udah jalan jauh banget deh muterin perkampungan😱 (Maklum ga pernah jalan jauh😀😧😩) *skip* Btewe, di depan puskesmas ada masjid Roudhotul Jannah tu, ntar jangan lupa noh abang2nya pada ke masjid buat sholat Jumat *ceramah*
wkwkwk πŸ˜‰  Bisa di lihat kan, itu masjidnya bersih banget, jadi tambah adem aja liatnya😊




Udah jalan agak jauh lagi, agak takut-takut sebenernya, soalnya jalannya super rame juga nggak ada trotoarnya, lumayan readers, author bisa senam jantung gratis dengerin klakson bus, truck, ampe tleler gandeng gandeng, seharusnya tambah diputerin lagu om telolet sekalian biar author bisa goyang di tengah jalan *uups*πŸ˜‚ Suddenly, author liat Bus Harapan Palsu, eh maksudnya Harapan Jaya berhenti di jalan pas depannya hotel Yusro. Kirain wisatawan apa bule gitu yang pada turun dari bis, soalnya banyak banget yang turun ke pinggir jalan, eh ternyata isinya emak emak, bapak bapak, mbak mbak sama mas mas yang pada mau ke arah Surabaya (authornya rada oonπŸ˜‚maklum mata minusπŸ˜›πŸ˜‚) Setelah author tungguin agak lama dari seberang jalan, ternyata mereka diturunin sama bis itu karena bis itu kena macet (habis bahan bakar mungkin?), soalnya habis itu dateng satu penyelamat, yaitu bus harapan jaya yang lain. Langsung deh pada regudukan (jav. Lari bareng desak-desakan), hmm.. mungkin para penumpang itu lagi dikejar deadline kali yaak!

Sebenernya, di sepanjang perjalanan, author nemu banyak spot foto yang terbilang menarik, tapi sayangnya nggak ada yang fotoin.. wkwkwk maklum lah, author cuma modal hp kesayangan dan satu-satunya, boro-boro dah mikir pake kamera DSLR apalagi go-pro, udah gitu ga ada yang motoin lagi, udahlah.. cukup bersyukur aja udah di kasih nikmat banyak banyak banget sama Allah SWT.. πŸ˜‰ *curhat* wkwkwk πŸ˜‚πŸ˜‚

Setelah menguatkan diri, jeng jeng jeng... nyampelah author ke destinasi gratis yang dituju, "Taman Kebonratu" di daerah Keplaksari. Woohh... akhirnya nyampe juga. Eehm, tapi males ah kalo lewat jalan biasa. Dengan PD dan gatau malu, ane lewat kantor polisi di depan taman kebonratu.


Eh, ketemu si bapak polisi. Ditanyain, "Dek, mau ngapain kok nyampe sini? Ga ada jalan loh di sini, lewat sana kalo mau ke taman." Sambil nunjukkin arah depan taman.
Dengan tampang bloon, author jawab deh "Hehe, ini pak, mau nyari jalan lain, kirain ada jalan di sini"
"Tu, bisanya lompat kalo lewat sini dek, tapi hati-hati, nanti jatuh ke kali" sarannya si Bapak.
"Yaudah pak, gapapa deh saya loncat aja, makasih ya pak!" Jawab ane sambil loncat ke arah taman juga nyengir ke bapak polisi. Bapaknya cuma geleng geleng kepala sambil senyum liat kelakuan abstrak author. Hihihi😁 maap deh pak!


Nyampe di dalem taman, author di cariin sama seseorang *eaakkk* tapi orangnya nunggu daerah taman yang belakangπŸ˜‘ beehh.. jauh kali ni anak, mana author yang nyamperin lagi. Ternyata, yang nungguin author itu princess ubur-ubur sama pangerannya (siap2 deh jadi obat laler orang kasmaran), mereka baru aja selesai sarapan nasi pecel khas Jombang. Author yang lelah ini ikutan duduk di atas karpet, niatnya mau minum bawaan tadi, eh langsung dah disita sama si boss ubur-ubur sambil bilang "Rizka, lu minum apaan nih? Ga sehat amat! Nih lu minum ini aja, sehat! Habisin dulu sebotol ini baru gua kasihin lagi ni botol!"
Ebuset gilak, author di kasih sebotol air putih masih segelan, alamat ga jadi seger seger ini, maklum si author ga doyan2 amat sama air putih.. ✌✌😷


Habis itu kita jalan-jalan deh muterin taman yang bersih juga nyaman banget. Spotnya asik asik deh buat yang mau olahraga ataupun sekadar nyari spot foto foto kece. yah, seneng sih author bisa foto-foto (karena ada yang motoin sekarang), tapi pas gantian motoin, author cuma bisa gigit jari doang. Gimana nggak gigit jari coba? Yang author fotoin orang pacaran keleus, 😒 wkwkwk, yaudahlah gapapa, biar baper2 sendiri dah para jomblersπŸ˜‚πŸ˜‚








Oiya, di taman ini author liat para bikers juga skaters yang lagi pada beratraksi. Sambil mikir, gimana ya kalo gua yang main kayak gitu? WkkwkwkπŸ˜πŸ˜‚ Ditambah lagi, author liat adik adik lagi pada main in line skate. Hayo... readers pada tau nggak? Itu loh, sepatu rodaan. WkwkkwkπŸ˜‚ dah lah, asik pokoknya jalan ke sini. Udah gratis, sehat, dapet traktiran es krim lagi dari mas blewuk (pacarnya si bos ubur ubur). Alhamdulillah...

Karena kita udah selesai kelilingan, bingung nih mau ngapain lagi. Akhirnya, author ngajak dua sijoli itu ke salah satu spot foto yang author pengen di jalan berangkat tadi. Tempatnya pas di depan hotel Yusro. Untungnya sih mereka mau di ajak jalan kaki.. wkwkwk πŸ˜‚ Sebenernya author gatau itu tempat apaan, kayaknya sih udah ga kepake gitu, isinya bekas bekas toko yang digambarin gravity banyak. Hihi, jujur menarik hati author banget ini. πŸ˜‚








Dan setelah semuanya selesai. Waktu mulai siang tapi cuaca agak mendung, author pamit sama mereka berdua buat pulang. Mereka agak sangsi sih kalo author mau jalan balik sendirian, yee dikira anak tk apa.😁 Setelah berpisah sama mereka, author beneran balik sendirian dan juga jalan kaki lagi. Asik juga ternyata travelling kayak gini. WkwkwkπŸ˜‚


Yaah...  Selesailah perjalanan gratis author. Mungkin bagi para readers yang asal Jombang ataupun stay di Jombang udah biasa banget sama tempat ini. Tapi, author ngasih saran buat readers yang belum tau tempat ini juga mungkin cari referensi jalan jalan di Jombang, boleh nih coba jalan ke siniπŸ˜‰ author juga siap nganterin kalo readers dari peterongan, soalnya gratis juga wkwkkwk syaratnya satu, mau jalan kaki nyampe sanaπŸ˜‚ kalo pun mau naik angkot juga gapapa sih, tinggal naik angkot biru nyegat di pasar peterongan, ntar berhentinya di keplaksari pas depan taman. Paling mahal juga bayar 3rb rupiah😁

See you on the next trip, readers! Happy travelling😊😘



Jumat, 14 April 2017

m i s s i n g



“Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.”
Devania Annesya, Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak


            Mungkin pepatah memang benar, ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tak harus sebuah kematian, kepergian pun akan sangat terasa bila seseorang yang menemani kita tiba-tiba tak ada di tempatnya. Begitupun diriku.Aku merasa kehilangan seseorang di sepersekian hari ini.Ada yang berubah, tapi sebenarnya tak berubah. Atau hanya perasaanku saja? Oh, mungkin aku yang bersalah, mungkin juga aku yang berubah. Tak ada lagi tawa yang terurai seperti hari biasanya.Dan sekilas aku mengingat bahwa kau pernah ada karena kau kehilangannya. Ya, maafkan rasa tak peka ini. mungkin kau tak nyaman berada di sini. Aku bukan seseorang yang bisa sepertimu, aku bukan periang yang benar benar periang, aku hanya tertawa di balik hambarnya cerita kelamku. Mungkin sendiri seperti ini lebih baik untukku, tak perlu lagi bersandar di bahumu, karena aku hanya membebanimu. Secangkir kopi, sepotong cokelat, seulas tawa tak bisa mengembalikan semuanya seperti semula. Kini semuanya terasa berbeda. Semua kebersamaan seolah hanya kumpulan kecanggungan yang tak ada habisnya. Kau pergi, aku pun akan pergi. Aku akan menikmati hari hariku dengan jutaan mimpi lain yang terus menerus menghantui. Tak ada gunanya untuk memikirkan hal ini, toh kau pun telah memiliki duniamu sendiri. Dunia yang kukata terasa asing dan tak bisa ku kenali. Terkadang aku ingin berlari, tapi naluri memaksaku untuk tetap berdiri di sini, mengulas sedikit senyuman atau memberikan sedikit sapaan. Setidaknya, masih ada rasa percaya untuk saling bercerita. Hanya perlu kau tau, aku tak pernah menginginkan hal seperti ini. Aku masih menginginkan untuk bertukar cerita, bermanja-manja, ataupun saling bercanda tawa seperti biasa. Hanya maaf, belakangan ini kita seperti bukan kita yang biasanya. Terlalu besar atmosfer kecanggungan yang tercipta. Ini masih aku yang seperti biasa.



Saturday, 15 April 2017
12:55 a.m
khoirunnisa~

Selasa, 21 Februari 2017

A little part #TRIOTENGIL




Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti
janganlah berganti
janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
janganlah berganti
janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Ipang-Sahabat kecil

Angka digital di sudut kanan smartphone-ku menunjukkan pukul 02:16. Seperti biasanya, mataku tak kunjung terlelap di peraduannya. Insomnia. Mungkin hanya kata itu yang tepat untuk menggambarkan keadaanku saat ini. Banyak hal yang berkecamuk, tapi aku pun belum menemukan titik fokus tentang apa yang benar-benar kufikirkan. Setidaknya sampai lagu ini mengalun. Tiba-tiba ada dua wajah menyebalkan terlintas di fikiranku. Dua wajah yang memiliki postur tubuh sedikit lebih tinggi dariku. Dua wajah yang seringkali tak menaruh otak mereka di tempatnya. Dua wajah yang akhir akhir ini seringkali menghabiskan waktu denganku, dengan secangkir kopi di tiap hadapannya, entah itu good day cappucino, moccacino, torabika susu, kapal api, robusta hingga arabica. Seringkali tiap gelas berisi rasa yang berbeda agar kami bisa bergantian untuk mencicipi tiap rasanya. Bahkan, terkadang sesekali kejahilan muncul dengan bereksperimen mencampurkan dua rasa yang berbeda, seperti kopi hitam dan susu putih yang masih percampuran wajar hingga air jeruk yang diberi sisa2 kopi-dan tentunya hanya untuk mainan. Ah, itu baru tentang satu hal, secangkir kopi yang bisa menyatukan kami.
Banyak kenangan dengan dua tengil itu. Mungkin banyak hal yang kulewatkan di masa sebelumnya, sampai-sampai banyak hal pertama yang kulakukan bersama dua tengil itu. Seperti... yah kalian pasti bisa menebaknya. Naik kereta api. Itu masuk daftar keinginanku. Yap! Dan aku melakukannya bersama mereka. Hari Jumat itu, janji sarapan bersama, hingga berlari-lari untuk mengejar kereta arah Surabaya. Kami berhasil mendapatkannya, pukul 08:55 kereta akan tiba. Menunggu waktu berlalu bersama mereka itu tak pernah terasa membosankan. Mulai dari bingung meletakkan hp ke satu tempat yang sama-tas doraemon biru yang kecil dan bulat-hingga berdebat untuk memutuskan siapa yang akan membawa botol aqua besar selama di perjalanan. 
Kereta yang nyaman, 3 orang berdesakan di salah satu sisi kereta. Itu kami. Dimulai aku yang berdebar-debar karena ini pertama kalinya aku naik kereta, ubur-ubur yang dengan santainya duduk di tengah, dan tengil yang fokus di sisi jendela-menatap pemandangan yang berlalu mungkin. Aku benar benar tak bisa tertidur di kereta. Ada sejuta senang tapi dilanjutkan juga beban di bahuku, si ubur-ubur tak sengaja menjatuhkan kepalanya di bahuku. Sedangkan tengil, ia pun tertidur dengan earphone yang terpasang di telinganya. Aku hanya ingin tertawa melihat mereka. Satu waktu yang membuat mereka benar-benar terdiam. Yah, kuharap kita selalu seperti ini, saling bersandar, dan saling terbuka tentang apa yang ada di fikiran kita. 
Surabaya menanti. Kami sampai. Dan tujuan kami pun sederhana. Pergi ke DTC, salah satu mall di surabaya. Kami tak berniat membeli barang apapun. Hanya jika sesuatu yang bagus dan sedang kami butuhkan maka kami akan membelinya. Kami menyusuri setiap lantai dengan riang gembira, entah mengapa. Mungkin tujuan yang tak terencana adalah sesuatu yang membuat kami tertawa. Ah! Tak terasa waktu sudah berputar terlalu lama. Itu artinya tak akan ada jalur kereta.
Bungurasih. Terminal Surabaya yang baru pertama kali kujejakkan. Mendengar banyak teriakan para supir dan kondektur yang berusaha mencari penumpang. Ya, hanya menyebutkan satu kota tujuan, akan ada banyak penawaran. Satu bus hijau yang entah tak kubaca namanya. Tapi bus itu tak kunjung beranjak dari tempatnya. Mencari penumpang sebanyak yang meΕ•eka bisa dapatkan. Sesekali para pedagang asongan masuk menawarkan dagangan. Ada masker, buah, krupuk, koran hingga mainan. Sekilas menengok keadaan di luar bus, banyak pedagang asongan dan penyemir sepatu. Aku dan ubur ubur yang duduk bersebelahan memandangi beliau lekat lekat. Dengan tangan tuanya, beliau menyikat sepatu telaten. Ada gejolak yang membuat bulu kudukku meremang, mengingat kedua orang tua di rumah yang pastinya juga bekerja keras demi anak-anaknya. Subhanallah, betapa berdosanya aku kelak jika aku melukai mereka. Tiba saatnya bus kami pergi perlahan, meninggalkan kegiatan yang berlalu lalang di sekitarnya, dan bapak penyemir sepatu itu.
Perjalanan terasa semakin lama. Macet membuatnya terasa lebih lama. Ketakutan demi ketakutan berlalu. Kalut dalam ketakutan karena waktu ashar hampir habis di tengah jalan, tapi juga ketakutan akan pintu gerbang yang batas waktunya hampir terlewatkan. Ditambah harga bus yang tak terelakkan, seperti terkena tipuan para kondektur nakal. Ah seandainya masih ada kereta sore untuk kembali, mungkin kami tak perlu serisau ini.
Si Tengil berharap harap cemas, terlihat jelas dari raut wajahnya yang kulihat berurai sedikit air mata. Aku hanya berulang kali mengamini apa yg sedang di komat kamit-kan oleh si tengil, entah itu benar-benar do'a atau sekadar curahan hati. 
Berbeda dengan satu orang di sebelahku ini. Bos Ubur-ubur. Kata-kata dan perilaku sangat berlawanan. Ia bilang juga risau, tapi? Wajah tanpa berdosa ditutupi masker terlelap dengan nyenyaknya. Yah mungkin dia hanya risau karena kenyataannya dia benar-benar pulang tanpa naik kereta. 😁
Dan aku? Sepanjang perjalanan hanya melihat deretan garis biru diselingi warna orange dan merah di layar smartphone. Hal bodoh mungkin, tapi aku sendiri merasa sedikit lebih tenang melihat perkiraan lalu lintas dan perkiraan waktu. Setidaknya hal itu sedikit mengalihkan kecemasanku.
Ah! Pukul 5 lebih. Dan akhirnya bus berhenti di tepat di depan indomart. Seketika kami turun, lalu? Berlari. Berlari mengejar waktu yang mungkin harus dihadapi. Pacuan jantung, perut yang lapar, langkah yang saling berkejaran, semua berdominasi menjadi satu. Satu per satu pun mulai berpisah seiring waktu berjalan. Tempat yang berbeda menjadi akhir sebuah perjalanan.
Di hari Jum'at yang kini tak bisa kulupakan, sedikit memori tentang kalian. Dan semoga masih ada waktu untuk mengulang kenangan atau membuat kenangan baru lagi bersama kalian.
Hoaaahhmm.... perlahan rasa kantuk mulai menyerang. Oh aku baru tersadar kalau pagi telah menjelang. Ternyata hanya menceritakan satu hal tentang kalian membutuhkan waktu yang sangat panjang. Selamat beraktivitas kawan! 😊

_khoirunnisa_

Jumat, 10 Februari 2017

Temanggung trip>> Pikatan Waterpark


PIKATAN WATERPARK



                Hai guys! I would like to share my experience in Temanggung. This is different with my experience that I wrote before. Here, I’ll show you into a waterpark that well-known in Temanggung. It named “Pikatan Waterpark”. Pikatan waterpark is located at Komplek Pikatan Water Park RT 05/ RW 05, Jl. Raya Pikatan, Mudal, Temanggung, Temanggung Subdistrict, Temanggung Regency, Central Java, Indonesia.
                I spent my long holiday with my bestfriends. So, we travelled to many places. One of them was Pikatan waterpark. I went there with my bestfriends, Agit and Javin. They are my bestfriends since I was elementary school. Beside that, they also my neighbour and 2 boys who have been being believed by my parents. This was our quality time, because we would be apart.
                We went there at afternoon. This was a refreshing day for Agit and me, but Javin had another intend. Javin went to swimming pool to trained his body before he entered to a cruise school. We decided to Pikatan because Pikatan had better facility than other. When we arrived to Pikatan’s parking place, our helmet were asked by an officer and we had to pay for parking, it was about Rp 4000,- including helmet’s storage place. Accidently, Pikatan was crowded because this was holiday. There were so much family who chose this place as a destination when holiday came. We had thought if ticket’s prize would be higher than usually. And we were right. We must pay Rp 20.000,-/person.  

                When we entered there, I felt doubt to swim. I thought that this swimming pool too crowded. There were 4 swimming pools that still active to used. 3 swimming pools were crowded because they were used for general, there were a short pool and 2 middle pools that had depth for about 1,2 meters. While the biggest pool was used for competition, it also the deepest pool and the quiet one among others. Suddenly, Javin invited us (Agit and me) to swim into competition’s pool. I never went there before, because it was too deep for me. I had realized that I had a short body.
                Then we changed our clothes. Agit and Javin went to men’s toilet, and certainly I went to women’s toilet. After I changed my clothes, I went back to the pool, but I couldn’t find them because I didn’t use my glasses. With a blurry eyes, I saw a group of hands that waved into me. But, I thought I saw 4 persons who waved their hands into me. I tried to closer. I would so shy if they weren’t my friends. Alhamdulillah… they were Agit and Javin, but they sat with 2 boys. We looked each other and laughed together. I knew them. They were my neighbours too, but we never met for a long time. One of them was Angga, he was my senior and he were a student of a cruise school. He went to Pikatan since 10.00 a.m. with Fajar, he was my kindergarten’s friend who would enter a cruise school as Javin. I felt shy because I was the one girl among them. Oh noo!! Fortunately, Fajar went to his coach to trained his swimming’s skill. Angga went to other corner to swam alone, because he was the most skilled among us. Finally, we backed into 3 persons anymore. :D

                1,3 meters depth was placed in the left and right side of the pool. 2 meters depth was placed in the middle 1,3 meters depth. We chose 1,3 meters. Javin entered the pool directly. Agit was looked doubt, including me. Agit’s reason was because the water too cold. And my reason was because I had a short body. Javin tried to convicing us. I entered the pool slowly, really slowly with shouted to javin to hold me. I was afraid if I sink into the pool. I wasn’t a skilled swimmer. Apparently, I didn’t sinked, but I had to stand on tiptoes. When Javin let his hand from me, I just hold the stair tightly. Although I was scared in the pool, I challenged Agit to entered the pool. He was doubt at first, then he entered into the pool. He just stayed in the water for about 10 minutes. He said that he felt so cold and went up from the pool. I remembered that he got fever the day before. Then, I let him to went up. After went up, he took his camera and took our pictures. After a few minutes, I successed to adaptation. I tried to swam as usually. I was amazed by 2 little girls who looked skilled to swam. They swam with a cool moved and some types of swimming. Suddenly, Angga came and taught me how to make a long glide. Yeah, I thought that he successed to be my coach. Javin, Angga, and me were in the water for a long time. We talked about so many things around us, especially about cruise school. 


                Javin and Angga went up first, but I prefer to stayed under the cold water. We continued our talking about cruise school then. After that, I went up to the side of the pool. I felt really cold at that moment. However, we sat at the stand of the swimming pool. We took a rest for a few minutes. after we felt enough, we changed our clothes. We came back together at 05.00 pm. There was a habit after we swam. It was eating. Swimming was a tiring activity that made us hungry. Then, we went to Kranggan. There was a meatball store that well-known. That was “Sampoerna”. It served a delicious meatball and many kinds of drinks. I liked ice young coconut or we called es kelapa muda. We ate together and I was the slowest one to eat. Finally, we went back home, but they had to bring me back to my house first. And that day was our last trip as closing trip before we had to be apart.


Hi!

 hai!  Lama sekali aku tak mengunjungi blog milikku sendiri. Aku hampir lupa kalau aku punya akun ini. Waktu sudah lama berlalu, aku sekaran...